Setahuku, setiap manusia terlahir dengan sempurna. Begitu juga dengan aku. Lalu semakin bertambahnya umur, semakin banyak debu yang menempel pada hatinya. Bukan keinginan siapapun jika sekarang aku menjadi begini. Ini adalah jalan yang aku pilih. Jalan yang aku tahu banyak mendapat cercaan dan makian dari berjuta orang disana. Tapi karena ini pilihanku, aku pun harus konsekuen dengan jalan hidup ini.
Tidak ada dalam kamusku, jika aku hanya mengikuti takdir membawaku kemana. Jika takdir itu membawaku ke tempat yang kusuka atau lebih tepatnya sesuai dengan kehendak hati, aku pun menjalaninya. Namun jikia takdir itu membawaku menuju ke tempat yang kuanggap sebagai “Neraka”, sebisa mungkin aku akan menarik takdirku dan pergi menuju tempat yang lebih indah.
Begitu juga dengan arti sebuah kehidupan. Banyak hal yang memberikan pelajaran terbaik bagaimana aku harus menjalani hidup, ilmu yang paling banyak kudapat adalah dari pengalaman. Seseorang dilahirkan buka untuk bertahan hidup, melainkan bagaimana ia harus benar-benar hidup. Aku tak ingin menjadi manusia pasif yang hanya mengikuti orang lain bertindak. Meskipun kadangkala banyak sekali jalan terjal, serta sandungan batu kerikil tapi aku mencoba melewatinya. Biar kata orang lain mengatakan jangan, namun jika aku ingin aku akan tetap melangkah. Karena ini aku, ini hidupku. Memang benar jika kita ini manusia sebagai makhluk sosial. Tapi ada batasannya juga seseorang harus selalu berada atau ikut sandiwara hidup orang lain.
Intinya, aku hidup di dunia ini ya karena aku, sesuai dengan apa mauku dan menjadi sesuatu yang berguna bagi aku dan orang lain. Yang namanya orang hidup, pasti juga pernah salah. Begitu juga dengan aku. Namun aku selalu berusaha untuk menjadikan kesalahanku sebagai sesuatu hal yang wajar, sehingga aku tak perlu shock ataupun sampai gantung diri ketika aku jatuh terpuruk ke dalam amukan masalah.
Sampai saat ini, aku masih bisa hidup juga karena dukungan keluarga dan semua orang yang menyayangiku. Makasih ibu, ayah, keluarga, serta teman-teman. Tanpa kalian aku hanyalah makhluk kecil tak berguna. Meski seringkali aku tak acuh, aku tak sopan dan aku jahat, namun sebenarnya di hati yang paling dalam aku selalu mengatakan “Kalian udara yang dikirim Tuhan untuk membantu aku bernafas”. Aku sangat berhutang banyak pada kalian, entah itu ilmu serta kebahagaiaan.
Seseorang yang paling dan paling berjasa dalam perjalanan hidupku tentunya adalah orang tua, terlebih Ibu. Bukan berarti Ayah kurang berjasa, namun kegigihan Ibu untuk mengangkat aku menjadi seperti ini patut aku acungi jempol. Ibu adalah seseorang yang pemberani, penyayang, dan segalanya. Aku tak pernah mampu mengungkapkan bagaimana Ibuku, karena aku ingin hanya aku yang tahu siapa Ibuku, the best mother !! Acapkali, aku tak pernah menyadari betapa sebenarnya Ibu menyayangiku, menjadi single parent yang begitu sempurna di mataku. Selalu berusaha memenuhi apa yang aku perlukan. Mulai sekarang aku akan belajar memahamimu, Ibu !!
Orang kedua tentunya Ayahku. Beliau bukan orang yang sebenarnya aku sukai. Sikapnya terlalu cuek pada keadaanku. Sempat aku merasa iri pada teman-temanku, kakak-kakakku yang memiliki seorang ayah yang perhatian dan selalu membimbing anaknya. Dan, ternyata aku salah. Ayahku tetap tak tergantikan. Dia adalah ayah terbaik yang aku punya, Ayah yang tak memperlihatkan kepeduliannya, namun sebenarnya menjadi Ayah Fantastis di dunia.
Dan yang ketiga adalah Dia (A.Y.B). Bukan hanya kekasih, namun juga sebagai teman, musuh, saudara, kakak, guru dan segalanya. Dia yang mengajarkanku tentang arti sebuah pertemanan, cinta, benci, senyum dan tangis. Dia yang hadirkan motivasi kedua setelah orang tua. Dia yang mampu membuat emosiku naik, namun secepat itu pula kata-katanya mampu membuat emosi turun dengan drastisnya. Dia adalah yang terindah, yang termanis, yang terjahat, yang paling menyebalkan, yang tersempurna sampai detik ini tentunya. Yang aku tahu, saat ini Tuhan mengirimkan dia untukku. Dan aku coba menerima semuanya. Masih banyak tentangku dan tentangnya, Tuhan mengirimkan seseorang yang tepat untuk membuatku tegar menghadapi hidup !! Thanks God ... Jika nanti engkau menakdirkan dia untuk tidak bersama ku lagi, kuatkan aku Tuhan. . ^^
Yang terakhir meski bukan selalu jadi yang terakhir. Yaitu TUHAN. Tuhan tak pernah memiliki nomor di hatiku, Dia berada di peringkat teratas. Paling atas, bukan nomor 1 melainkan sebelum nomor 1. Berapa ?? Tuhan tak bernomor saat Dia berada di Hatiku. Aku sungguh sangat bersyukur Tuhan mengijinkan aku menghirup udara dunia sekarang ini. Aku masih diijinkan datang ke dunia, mengenal apa itu kehidupan. Tuhan, tanpamu aku bukan siapa-siapa dan tanpa-Mu aku tiada. Love you God ... ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar